Sunday 26 July 2015

Because I take #mytop15playlist too seriously.

1. Coldplay - "High Speed"
Intronya bikin merenungkan hidup, baru intronya.

2. Coldplay - "A Rush of Blood To The Head"
Lagu rutinitas kalo lagi sendirian di ruang BEM sambil beberes, pagi", pake speaker, ntap.

3. Coldplay - "Don't Panic"
Karena lagu ini...calming?

4. @ofmonstersandmen - "Mountain Sound"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (1)

5. @ofmonstersandmen - "Empire"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (2)
Btw videonya ekspresif bangett pemainnya,


6. @ofmonstersandmen - "Wolves Without Teeth"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (3)
dan alasan tambahannya ada di nomor 11.

7. Bombay Bicycle Club - "Feel"
Diperkenalkan oleh Finna dari lagu "Luna" - Bombay Bicyle Club, tapi sukanya yang ini karena terngiang-ngiang terus (?)

8. The Temper Trap - "Miracle"
Awalnya tau lagu ini cukup unik, berawal dari gladi bersih Talent Night Miss UMN 2014, udah malem, di FH waktu itu, dan giliran Kak Gaby Mariska Runtu muncul, sebelumnya ada video teasernya dan pake soundtrack ini. Pulangnya langsung ngepoin lagunya :'D

9. Iron and Wine - "Cinder & Smoke"
Lagu ini kalem dan misterius, udah itu aja.

10. Freedom Fry - "Earthquake"
Hmm berawal dari campaign dampak dari tidak memakai sunblock yang pake lagu Freedom Fry "Summer in The City" tapi versi remix jadi lebih slow gitu lagunya. Tapi lagu yang ini (Earthquake) enak banget buat didenger di perjalanan sambil liat jendela :D

11. One Republic - "Won't Stop"
Kalo muter lagu ini pasti keflashback sama waktu" masih di asrama :) One Republic dikenalin sama Ashya, buat ngisi MP3 yang waktu itu baru aja beli dan baru tau kalo belajar pake musik itu enak juga. Tapi karena waktu itu koleksi lagu pribadi amat sangat sedikit. Gak sengaja minta file" Ashya dan ternyata selera musiknya bener-bener cocok. :D

12. Aqualung - "I Put A Spell On You"
Ceritanya sama kayak yang di atas, hahaha, dan entah kenapa lagu ini menurut gw liriknya unik, hahaha.

13. Mew - "The Zookeeper's Boy"
Tau lagu ini dari @JonathanEnd yang saya follow di Twitter. Waktu itu dia bilang Mew jadi band penutup setelah konser One Republic. Lalu saya pun mengepo dan suka pada pandangan pertama ciee.

14. Dharma - "Randevu"
Tau band ini waktu mereka perform lagunya Coldplay di Mall Galeria, Jogja, waktu itu lagi malem mingguan sama anak anak asrama, lalu langsung mengepo bandnya saat itu juga (karena vokalisnya juga ganteng), lalu mengepo lagu-lagunya.
Di salah satu video perform mereka, Tommy sang vokalis bilang : 
"Satu lagu yang berarti pertemuan, satu lagu yang berarti janjian, satu lagu yang berarti pacaran, Randevu buat semuanya" 
Btw, Randevu pernah ngadain konser "Tribute to Coldplay" di Jogja dan saat itu udah berkuliah di Serpong. Sedih aja :')

15. Unwoman - "Beauty Over Industry"
Lagu ini tau dari video teaser photoshoot majalah Vogue, tapi lagu aslinya beda sama lagu yang dipake buat teaser ini :)


.
.
.
.
.
.
Bonus (sebenernya cuma karena ngga bisa milih lagi aja)
+ @ofmonstersandmen - "Dirty Paws"
Lagu rutinitas dari jaman belajar modul modul UAN, gimana bisa move on dari lagu ini coba :')
+ The Temper Trap - "Science of Fear"
(alasan nomor 11)
+ KLA Project - "Yogyakarta"
Lagu mars anak perantauan yang kangen Jogja, saya jamin.
+ Zoo Brazil - "Heart's a Legend"
Tau ini dari lagu iklan Dermablend, pas banget entah kenapa buat iklan ini.

+ Two Door Cinema Club - "What You Know"
(alasan nomor 11)

Saturday 11 July 2015

40 minutes of Useless but Precious Conversation

4 years ago
Dikala lagi ngegabut jam tiga pagi, dan main hape, tiba-tiba keinget sama satu teman di Jogja yang kemarin nelpon di video call Line tapi sayangnya sudah tidur.

Siapa lagi yang suka nelpon subuh-subuh kalo bukan teman saya satu ini yang jam terbang siarannya sudah sangat banyak di Bali.

Yha. Martha Gloria Regelinda Janggat Raya

Dan baru aja mau ngeline buat nanya kenapa kemarin nelpon, tau-tau udah ditelpon lagi. Pas subuh-subuh pula.

Lalu dimulailah percakapan selama 40 menit yang sebenarnya tidak ada isinya. Sampai akhirnya sampai pada sebuah pembicaraan :

.....

Rere : Eh lo kenapa nggak pake BBM juga Lin?
Olin  : Pake kok Re, cuma buat keluarga tapi.
Rere : Hahaha... gw dulu banget juga kayak gitu tuh
Olin : Haha, berarti fase awal lo baru gw jalanin sekarang ya,

Rere : Kan selalu gitu Lin? Pas gw nikah nanti, lo baru pertama kali ngerasain pacaran HAHAHA
Olin : *Cacian*

Rere : Gw ngelahirin anak 1, lo ngerasain tunangan,
Rere : Gw ngelahirin anak 2, lo ngerasain LDR..

Gw ketawa" aja, kirain hinaannya udahan.....

Rere : Gw ngelahirin anak 3, lo baru ngerasain broke up hahahahaha
Olin :.......


Sebelumnya, waktu doi lagi ulang tahun, pernah juga iseng-iseng video call dan liat Rere lagi siaran
.
.
.
.
Entah kenapa terharu hahahaha, meskipun awalnya gak bisa nahan ketawa yang akhirnya video callnya dialihkan ke tembok. :(

Lebih baik telat mengucapkan selamat ulang tahun daripada telat datang bulan. Happy birthday Rere! super proud of you. Semoga kalo ketemu (entah kapan ketemunya gila udah 2 tahun) masih tetap seperti dulu, tapi kayaknya bakal kayak gitu terus sih lo Re. Kurang-kurangin ya, sukses di Bali.


Iya, ulang tahun lo 1 Juli kok, gw tau. Cie yang siaran langsung cie.

Wednesday 1 July 2015

5 Pertanyaan Lebih Dekat (?)

Adalah Edwin, pemilik dari "Secangkir Teh Campur Badai" yang saat ini akan segera disibukkan oleh magang, saya mengajaknya untuk saling melempar pertanyaan yang random untuk dijawab dan ditulis di blog masing-masing, ini pertanyaan dia untuk saya, dan inilah jawabannya :

Mengapa memilih SMA di sebuah asrama di Jogja?

Sebenarnya, dulu dianjurkan untuk tetap masuk ke Santa Ursula BSD, lagi. Tapi ada dorongan tersendiri yang sebenarnya muak untuk menjalani rutinitas seperti ini. Sekolah yang disiplin, menegangkan, membuat saya terancam hampir tidak naik kelas, dan bikin sakit perut setiap harus ke sekolah. Sebenarnya bukan itu alasan utama, tetapi intinya kenangan saya buruk akan sekolah itu, bahkan dengan lingkungan tempat saya tinggal. Oleh karena itu saya merasa saya harus keluar, harus merasakan tinggal di asrama. Penasaran sekali dengan kehidupan di asrama. Meskipun kalau dipikir-pikir, asrama pasti lebih ketat peraturannya. Mungkin karena saya pikir, dengan tinggal di asrama, segalanya akan “terisolasi” kali ya.

Saat itu, ada tes saringan masuk untuk melanjutkan ke SMA Santa Ursula BSD, saya pun mengikutinya karena keinginan orang tua. Namun hasilnya benar-benar tidak maksimal dan saya pun tidak diterima. Saya ingat keadaan saat itu sangat hectic karena harus segera mencari sekolah yang mau menerima saya. Sekolah-sekolah terdekat pun juga pernah saya jalani tes masuknya. Namun meskipun diterima, saya tetap menolak dan ngotot pergi ke Jogja. Proses dan perdebatannya amat sangat panjang. Kilas balik, bisa dibilang itu adalah masa dimana saya merasa saya paling rebel dan sampai sekarang pun masih bingung kenapa akhirnya saya bisa di Jogja. Tapi saya merasa saya butuh masa dimana saya “bebas”, dan keluar dari zona nyaman. Dan saya rasa, pilihan hidup sampai saat ini yang tepat adalah dengan merasakan SMA di luar kota dan merantau disana J

Tapi soal kedispilinan, sanur memang amat sangat patut diacungi jempol. Saat SMA sudah tidak disana pun, kedisiplinannya masih melekat, saya menjadi benar-benar taat peraturan dan paling malesin kalo melihat orang yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ada hanya karena alasan yang tidak rasional.
Meskipun di masa perkuliahan benar” berbanding terbalik 180 derajat. Suatu saat ketika berkarir saya harus merantau.

Mengapa sinematografi?

Sebenarnya sederhana, karena saya suka membayangkan adegan-adegan sederhana lalu membayangkan kalau adegan tersebut diterapkan dari segi sinematografi. Saya orangnya juga random, overthinker dan lebay, jadi ingin memvisualisasikan hal itu ke dalam bentuk video. Selain itu seperti yang Anda bilang, atau ketik lebih tepatnya:

“Kalo Cinem mungkin butuh lebih peka sama lingkungan sekitar, soalnya kerjaannya mengangkat sebuah masalah, bukan problem solving”.

Film apa yang paling ‘membekas’ di pikiran dan berhasil merubah pola pikir/pandangan lu terhadap sesuatu?

Kalo sampai merubah pola pikir sih, belum ada sampai sekarang, mungkin yang paling membekas aja ya, dua film ngga apa-apa kan?

Satu, Inception.
Keren, kereen sekali. Film ini baru bisa saya pahami setelah 7 kali menonton, dan semakin dimengerti, saya jadi memutar filmnya lagi. Menurut saya film ini adalah “Wahana” mimpi. Semiotikanya di bagian ending dapet banget.

Dua, Everybody’s Fine,
Maaf kalo curcol, tapi saya nonton ini waktu di asrama sesudah UAN, lagi pada nginep bareng di kamar, dan waktu subuh-subuh udah pada tidur dan saya belum bisa tidur, saya memutar film yang diputar oleh guru bahasa Inggris saya dulu, yang memang suka menyajikan film-film bermutu. Lalu saya sukses dibuat nangis, bener-bener nangis sampai sesenggukan. Saya lemah sama film berbau family oriented :’). Film ini simple sih, menceritakan seorang ayah yang mencari kabar 4 anaknya yang udah besar dan udah pada sukses. Mereka di telpon selalu bilang “baik-baik aja” tapi sebenernya nggak demikian.

Satu lagi boleh ya? :’)

Tiga, What’s Eating Gilbert’s Grape,
Filmnya oom Leonardo DiCaprio waktu masih muda, tapi udah bisa akting jadi orang cacat mental.

Sebagai seorang yang super-sibuk-banyak-banget-kegiatannya, hal-hal apa yang membuat lu memutuskan masuk ke dalam sebuah organisasi?

Berawal dari organisasi di sebuah kepengurusan asrama. Saya dulu tidak ingin mendaftar osis karena saat itu saya sedang menjadi siswa yang mengejar ranking. Sejak tinggal di asrama pada waktu itu, saya mulai berani untuk memberikan opini. Sayangnya di organisasi asrama saya hanya merasakan hal tersebut selama satu tahun. Pernah terpikir untuk aktif berorganisasi di kehidupan kuliah, tapi saat itu saya berpikir kuliah sudah harus fokus dengan perfilman, yang ternyata sangat bertolak belakang sekarang :’)

Di masa perkuliahan, saya butuh refreshing. Semester 1-2, saya memutuskan mengikuti 2 UKM sekaligus karena hal itu sebagai sampingan ketika saya penat dengan tugas-tugas kuliah yang membludak, dan saya butuh sampingan yang bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan kesenangan sesaat semata.

Di semester selanjutnya, ketika mulai tercebur dengan dunia organisasi, saya mulai “betah” dengan kegiatan rapat. Meskipun pasti ada kalanya penat akan rapat-rapat yang tidak sedikit jumlahnya, tapi disitu saya bisa memahami aspirasi orang lain dan aspirasi saya sendiri.

Saya memutuskan untuk mendaftar BEM setelah tergabung dengan kepanitiaan Miss UMN, saat itu, BEM masih menghandle acara Miss UMN dengan koord. dipegang oleh anak BEM itu sendiri, saya yang dulu menjadi anggota merasa kontribusi saya kurang dalam kepanitiaan tersebut, dan seperti ada sekat pembatas seperti zona yang tidak bisa saya masuki padahal saya sendiri di divisi program. Oleh karena itu saya mulai tergerak untuk mendaftar di BEM, saya ingin terlibat secara langsung dengan hal yang bisa saya berikan kontribusinya.

Dalam organisasi, kita bisa mengenal orang-orang yang istimewa. Jujur, saya merasa dihargai karena setidaknya nama saya boleh “diketahui” dengan beberapa orang yang saya hormati, dan saya merasa terhormat bisa bekerja sama dengan orang-orang yang spesial dan hebat.  Hal itu menginspirasi saya. Dalam organisasi, kita dipaksa untuk “terbuka”, terbuka untuk menyampaikan opini, terbuka untuk menyanggah sesuatu dan terbuka untuk meminta bantuan jika kita sudah mencapai limit yang tidak bisa ditempuh.

Selain itu banyak hal yang tidak bisa didapatkan jika hanya berdasarkan materi kuliah saja. Dengan organisasi, saya paham betul pressure, apa itu sebuah proses dan pengembangan dari sebuah konsep, tanggung jawab, teamwork, leadership, time management, dan mungkin ini terdengar klise, tetapi saya juga memperoleh “kebersamaan”.

Meskipun, ada “harga” yang harus dibayar ketika berkomitmen pada sebuah organisasi. Ada satu hal lagi, dengan berorganisasi, waktu akan berjalan “cepat”.

Resolusi yang sudah dan belum tercapai di 2015?
Sudah tercapai :
  •  Kehidupan organisasi. Dengan tergabung dalam organisasi BEM, dan kepanitiaan lepas seperti Ultigraph dan UMN Screen pengalaman keorganisasian saya terasah dari hari ke hari. Pengalaman itu benar-benar berharga bagi saya.
  • Bisa nyetir dengan lancar, aman damai sentosa. Akhirnya saya mulai lebih bisa pengertian dengan kopling, dan kopling pun bisa lebih mengerti saya (?)
  • Apalagi ya? Mungkin akhirnya saya juga bisa mengenal lebih dekat Adobe Premiere dan teman segengnya yang seharusnya bisa saya kuasai, meskipun masih harus lebih banyak belajar :')  
Belum tercapai :
  •  Nonton film secara rutin di bioskop, minimal satu bulan sekali. Atau seenggaknya di laptop. Tapi sayangnya, saya gampang banget terdistract, atau cepet ngantuk kalo nonton film.
  • Membuat project videografi di luar tugas kuliah. Ada satu musik yang menginspirasi saya untuk membuat music video versi saya sendiri. Tapi belum terealisasi sampai sekarang. Sebenarnya saya juga terinspirasi untuk membuat editorial video, lagi-lagi masih terpendam di otak saja.
  •  …Saya kangen menari :”)
  •  Tidur jam 10 malam?
Terimakasih Din untuk pertanyaan dan jawabannya! :)