Tuesday 11 June 2013

Berkas 2012

*jadi dulu ini draft jaman2nya gw mau persiapan UKK kelas 11, tapi belom sempet ke publish, soo daripada kebuang...*
---
Because..we are young, and wild, and free and..reckless.
Gw mau ceritain soal persiapan UKK aja,
begini.

UKK berlangsung selama 7 Hari, dari Senin tanggal... oke gw lupa. Intinya sampe Senin lagi, tanggal 4 Juni 2012.

Alat tulis dipersiapkan, dan kartu peserta UKK gw sempat hilang sesaat. Sumpah rasanya galau banget soalnya males kalo ngurus belum lagi berhadapan dengan guru pamong bla2.
Salah satu keuntungan tinggal di asrama, apalagi saat menjelang ulangan", gw jadi sadar diri banget buat belajar, keluar bentar buat makan aja rasanya salah, gitu. Ada temen begadang juga, plus bisa ditanya-tanyain kalo ngga ngedong.

Intinya gw itu bisa belajar dari jam 6 keatas, sisakan waktu sebelumnya untuk boci, dsb. Suer otak gw kayaknya melambat deh kalo kena sinar matahari -__-"

Yang paling nyesek, hari terakhir itu kan PKN sama Penjas, dilihat dari kelas 10-sekarang, hubungan gw sama PKN memang kurang baik, salah satu faktor internal : ada kendala daya ingat gw yang sangat terbatas. Faktor eksternal, buku PKN itu tebel, 1 bab bisa 40 hal, lebih. Ngga bisa 1 bab 3 halaman aja, gitu?
2 cangkir kopi Leonardo Dicaprio sukses mendekam di lambung, dan gw begadang sampe jam 4 pagi. Hasilnya NIHIL -__-

--sewaktu ulangan PKN berlangsung--
Pak Oni *lewat speaker* : *Ting Tong* "Waktu mengerjakan tinggal 30 Menit lagi.."
Gw : (lagi asik2 ngebunderin 25 dari 50 soal) "Hah?"
serius, spontan gw langsung cengo ke arah speaker, berharap ada suara susulan dari Pak Oni yang bilang kalo itu salah, terus gw liat jam mengerjakan di kertas soal dan....bener.

Untungnya essay udah diisi sebagian, dengan mengarang bebas tentunya. Lalu selesai.
Kemudian lalalala~ class meeting.
Membagi hasil UKK disaat class meeting itu sangat merusak suasana, serius -_-
Disaat gw lagi asik main UNO sama yang lain..

*Lagi pada main Uno* : "AWAWAWAWAWA" (Ya intinya kita lagi main terus berisik, gitu.)
Tika : Temen2..Hasil PKN udah dibagiin!
Sekelas : "MANA? MANA?? MANA?????"

Salah satu kebiasaan gw yang beda dari pada yang lain adalah...ketika ulangan dibagi, gw males banget ngambil. Sekalinya tuntas, rasanya bahagia bener, tapi begitu ngga tuntas dan hasilnya mefet itu..argh. Ngerusak suasana banget bung.
Jadi ketika semua mulai mencari2 hasil ukk PKN, gw cuma bisa nge-shuffle kartu di pojokan..ya ngga di pojokan juga sih, sampe Tika bilang :

"Udah-udah...yang tuntas cuma 2 orang kok di kelas kita. Cindy sama Dian"
....dan sekelas pun hening.

dari 38 yang tuntas 2? Okesipp
mata gw sampe melek aja susah tapi tetep ngga tuntas? Okesipp
Selama kelas 11 Uas pkn 2x gw ngga pernah tuntas? Okesipp

Hidup gw selama UKK pun dipenuhi canda dan tawa yang menandakan simbol kedepresian.

Lalu, karena sekolah gw berdekatan dengan tempat bimbel Neutron, selama ukk kita diperbolehkan les gratis disana meskipun cuma beberapa mata pelajaran tertentu aja.
Kelas yang paling rame itu, waktu Geografi, gabungan beberapa anak IPS dari 1-3 ngumpul dalam 1 ruangan. Ya namanya juga gratis, dapet ilmu aja udah bersyukur.
FYI, duduk sebelahan sama temen "who have done a lot of crazy things with you" ketika anda sedang berusaha untuk belajar adalah Big NO.
Dan gw sebelahan sama R*r* -__-
alhasil singkatan2 yang dibikin guru bimbel biar gampang diinget malah kita bikin ambigu, bahkan ada yang lubang idungnya gede banget terus kita ngebayangin kalo keisep ke lubang idungnya.

Namanya juga cewek semua dalam satu ruangan, ada yang main bajak2an bb, dan yang paling parah, Kepo kentut pas di belakangnya antara gw dan Rere, gw mati suri untuk sekian detik, sebelah gw pun demikian.

Oh iya, gw sama Tika juga pernah belajar di perpustakaan kota! haha blagu kaan, tapi enak loh tempatnya, recommended buat belajar!

*selesai, tadinya mau gw lanjutin, tapi gw udah lupa -__-*

Path

Eng.. karena gw lagi ngga bisa tidur, jadinya nulis blog deh. tapi tentang apa ya? :/

oh ya, temen-temen gw saat ini sedang gencar-gencarnya mempersiapkan tes SBMPTN, tapi gw ngga ikutan. Mengapa demikian?

Alesannya panjang banget, berikut cerita "singkat"nya.

Selama 3 tahun gw di Jogja, hidup gw tentunya gak tenang-tenang aja. Masalah tetep ada.
I have a father who should paid for my school and my dorm fee, he did it, but not always. Maybe there was a problem that he choose not to tell me.
sori, disini gw bukan ngejelek-jelekin bokap gw, but really, this shit happens. I just need some media to spilled up what in my mind when I was in senior high. If someone who read this post start to get irritated, remember there's a close sign at the upper right corner, just click that and done.
Menjelang kelas 12, jaman-jaman terakhir gw di SMA, gw dihadapkan kenyataan kalo ternyata ada tunggakan sebesar sekian, (intinya besar lah ya)
Dan setelah gw tanya ke Sr. asrama, beliau juga masih punya tunggakan sebesar sekian.
And he's just not there to solve the problem. He blame me because I never told him,
yeah it's my fault, I thought every father would pay that initiatively without a beg from their own child.
Saat itu, gw yang harusnya fokus mikirin try out, ujian nasional, kuliah, kebagi-bagi sama masalah keuangan itu yang gamungkin bisa gw selesaiin sendiri. Karena gw emang belum cukup mampu untuk cari uang sendiri.

Mau cerita ke siapa? dan kalo cerita pun, gunanya apa? masalah juga gak bakal selesai dengan diceritain.

Tapi gw harus cerita, karena ini gak nyangkut diri gw sendiri.

Akhirnya gw terpaksa cerita ke nyokap gw yang seharusnya gak terkait sama kejadian ini menjelang akhir Maret 2013, she said "everything will be fine, just do your best for your study, money problem is for adult problem"
"That words should be out from my father's mouth" I think, haha.
Masalah akhirnya mulai reda, om dari nyokap gw mulai bantu perlahan, Sr. Yus juga kasih keringanan. Gw akhirnya bisa menjalani 2 bulan terakhir masa SMA dengan tenang.

Sometimes people envy for other people condition, me too.
When I was in dormitory, my friend's parents often to called them just to ask about their Tryout score, guided them to enter university, and supported them when they are preparing for national exam.

My parents, never do that for me, yet.
But the good thing is, I still do my best even when nobody cares.

That time I tried to prove myself that I can be better than who I am before, mission accomplished.

When I was in junior high, I was in top ten students that potentially can't enter the next grade.
That time, my father have to talk with my teacher and I think he is dissapointed with me.
So in Senior high school, I work really hard to achieve top ten in the class until grade 12, and I did it! even when I was in grade 11 I got a parralel rank in the ninth position. Well sometimes that fact still surprised me until now, haha.
The sad thing is, my parents never there in my class to take my report result. Yeah because they live in Serpong and my school is in Jogja. Distance things.
But really, I was sad that time haha, It feels like I can't prove them.
It's different feeling when your parents open a report book in front of the teacher in the class than in the house and just, "Ok, I will sign it" right? any high five?

I know, grade doesn't mean anything for another, it just to prove myself that actually I can. Until now, that's the only thing for my achievement in academic, but I'm in my process to achieve more step for myself.

Sometimes, i think really hard why he never noticed my struggle process..

Did I skip my class?
Did I have sex under marriage?
Did I consume any drugs or alcohol?
Did I spent his money like it's just popped out like a shit?

When my friends in dormitory sleep, I have to study until late at night everyday because my comprehension skill really need some attention, haha. ah, and because if I didn't study until night that time I will left behind with my friends who already learn many things in their course, (yeah many of them take the Ganesha Operation course)
When others beg for this and that, I choose to use what I have and don't give any complain for what I already have.

But they never know that, because I never tell and maybe they doesn't even want to know my struggle.
yaa pikiran pendek kayak gitu pernah menghampiri gw loh. Namanya juga manusia punya sisi gelapnya sendiri yang bisa muncul kapan aja.

Anyway, it's been 6 months since we talked each other, oh, the last time he called me and say "Congratulation" after 8 days of national exam announcement.

But in my really really deep deep heart,
I love him.
He is a good, funny, caring father, at least I can still spent my childhood with many happy things with him that still in my memory right now.
 and I hope he will always healthy and his life is always happy with his new family.

FIUH LEGA RASANYAAA.

maap jadi curcol gini. udah dipendem lama banget, blog emang tempat gw nuangin semua yg ada di pikiran sih hehe.
dengan nulis blog, tangan pegal, pikiran lega! ye ye ye! (?)
sorry for the really bad grammar and vocabulary, a beginner still have an area to gloom right? haha.
yak, meskipun banyak hal yang terjadi, gw gak nyesel buat sekolah di Jogja,
I've spent so many awesome senior high school moments there. :))

....
That's why I can't choose my own university by my self.
I must considering the transportation cost, the living cost, etc. because I will never depend on him again.
which mean it all will be "fine" if I stay in my home.
even I want to live in another place, another city.
you can say that there's no choice for me.
But luckily, I still can enter college with my condition, and have a loving family around me.

That's enough.

Gw salut sama teman-teman gw yang udah berjuang dari semester 1 buat ikutan Ganesha Operation sampe sekarang buat persiapan SBMPTN. Semangat mereka gak bakal padam meskipun saingan dari nusantara, dan gw yakin perjuangan mereka itu bakal ada hasilnya. Pasti, :)

Flashback kebelakang, waktu gw SMP di Sanur, gw tes SMA disana dan nggak keterima. Setelah gw terka emang itu karena 50% gw gak mampu dan 50% gw gak mau.
Kenapa gak mau lanjut disana? ceritanya panjang juga. ceritanya kapan-kapan aja deh, pegel hahaha
Saat itu gw dipaksa-paksa tes masuk SMA sana-sini yang bahkan gw gak pingin masukin, tapi harus gw jalanin karena disuruh nyokap gw. Ya kalo nggak gw ga lanjut SMA.

Jadi kalo diitung-itung, dulu gw tes SMA Santa Ursula, SMA Tarakanita GS, SMA Candle Tree, SMA Athalia, dan terakhir SMA Stella Duce 1.

dari 5 tes itu, ditolak 1, keterima 4. Dari 4 itu, seneng 1, biasa aja 3, ngerti maksudnya?

Terus..gw jalanin masa SMA gw dan gak kerasa eh udah mau kuliah.

Untungnya gw gak ngejalani masa-masa itu lagi karena jujur itu berat, secara ngejalaninnya gak dari hati, capek batin, capek fisik.
Jurusan kuliah dan tempat dimana gw kuliah udah dipertimbangkan baik-baik dan gw atau kami lebih tepatnya memutuskan untuk disitu. Bulan November 2012 kemarin gw ikut tes dan untungnya keterima.

meskipun mungkin 100% bukan dari hati gw kayak waktu gw pilih SMA.
Kira-kira gw bakal seneng atau nggak ya ngejalaninnya? gw bakal menikmati masa-masa gw kuliah seperti masa SMA gw nggak ya?
4 tahun gw di masa depan, jawab pertanyaan gw ini ya. :)




Monday 3 June 2013

Dari Adaptasi sampai Angkat Kaki

Sebelum taun 2012 ditutup, tanggal 28 Desember tepatnya, tanggul asrama jebol dan Asrama Samirono yang letaknya PAS banget disebelah sungai, kebanjiran.

Saat itu, kita semua lagi di rumah masing-masing karena itu masih masa Liburan Natal, kecuali suster sama karyawan, suster aja lagi nggak di asrama saat itu.

Asrama gw emang sering banjir, seriing banget. Dari gw kelas 10 sampe 12, banjir tu udah kayak tradisi tiap ujan turun.

Barang-barang kita hampir semuanya hanyut, karena lemari aja rubuh sama airnya, otomatis barang-barang yang ada di dalemnya pun nggak selamat.

Gw pertama kali tau lewat timeline, asrama gw kece punya twitter wkwk.

Jujur pas Nadia (ketua asrama) ngabarin tentang asrama yangkena banjir itu, gw masih nganggepnya biasa.

“Oalah..ya udah entar balik Jogja bersih-bersih bentar” kata gw dalem ati.

Tapi begitu liat foto-fotonya, sampe masuk berita, sampe ada tentara jaga depan asrama, sampe guru-guru Stece dateng bantu kerja bakti. Pas itu juga gw nangis, speechless dulu malah.
Karena udah terlanjur pesen tiket tanggal 7 Januari (pesen tiketnya sebelum banjir), gw balik disaat kebanyakan anak asrama udah pada balik kesana.
Gw nyampe malem. Dan tujuan bukan ke asrama Samirono tapi ke Asrama Syantikara.
Jadi Asrama Syantikara sama Asrama Samirono letaknya bersebrangan gitu, ada pintu tembusnya. (Asrama Syantikara itu asrama mahasiswi, biasanya anak UGM gitu)
Awalnya gw kira ngungsi itu gampang, ternyata enggaaaak sama sekali.
Dateng-dateng gw harus pungutin barang-barang gw yang kebanjiran di Asrama Samirono, dan ngambil baju yang di laundry secara massal, jadi kita harus nyari baju-baju kita di antara tumpukan atau timbunan lebih tepatnya.
Untungnya, buku-buku gw letakin di lemari aula, dan itu selamat semua. Puji Tuhan banget. Soalnya temen-temen gw kebanyakan buku-bukunya hanyut. Padahal udah kelas 12 dan itu mau UAN.
Adaptasi gw sebagai pengungsi di Asrama Syantikara itu LEBIH SUSAH dibandingin pas gw awal kelas 10. Temen-temen juga ngerasain demikian.
Minggu-minggu pertama masih sediiihhhhh banget rasanya, kesel, kecewa, capek, sempit. Sampe gw pernah nangis sebelum tidur sanking ngga betahnya, padahal dulu kelas 10 ga pernah gw nangis karena ngga betah.
Sebagian temen-temen dan adik kelas kebanyakan memutuskan buat ngekost atau tinggal di tempat kerabatnya. Tadinya gw sama yang lain pun sempet terlintas juga buat nge kost, tapi banyak pertimbangan sampe akhirnya kita mutusin “ayo kita survive sampe kita terima ijazah disini”
Asrama yang tadinya terdiri dari 18 unit dibagi jadi 3 bagian di Asrama Syantikara. Ruang biru, merah, dan hijau. Unit gw dapet di ruang merah.


Bukan masa yang gampang sampe gw bisa betah banget di Syantikara, apalagi gw orangnya tertutup dan nggak begitu suka curhat ke orang tua, jadi gw pendem aja dan sharing ke sesama temen yang ngerasain hal yang sama. Alesannya sederhana, karena pasti kita saling ngerti dan saling support. Yaa kadang sebagai anak perantauan, gw Cuma bisa nyeritain masa-masa menyenangkan ke keluarga, sisanya dipendem dewe.

Oh iya, soal ruang gw, ruang merah. ruang merah terdiri dari Unit 7-12, Entah ditakdirkan atau gimana, anak kelas 12 di ruang merah itu kalong dan gila semua-_-
Disaat TO ke 3, berawal dari joget-joget sederhana sebanyak 5 orang di teras ruang merah, lama-lama satu ruang merah kelas 12 disco time -__-
Disaat ruang lain jam 5 pagi pada bangun dan ngantri kamar mandi, jadi jam 6 keatas kamar mandi udah mulai sepi, kalo ruang merah jam 5 pagi kamar mandi pada sepi begitu jam 6 keatas baru pada keluar -__-
Dan di ruang merah itu ada teras, yg pemandangan luarnya taman, beda sama ruang hijau dan biru yang pemandangan luarnya tembok. Gak heran kalo ruang merah seringkali jadi tempat persekutuan rumpi sampe subuh, udah tau kalo tidur subuh bangunnya susah ngikutin pelajaran di sekolah karena ngantuk, teteeup aja dijalanin hadeh hadeeh.
Masa-masa tryout pun kita jalanin bareng, setiap jam 9 malem kelas 12 kumpul di ruang doa buat Novena, kalo besoknya tryout suster nyediain snack buat dimakan bareng-bareng. Ya seru lah pokoknya.

Mungkin kalo gw ngejalanin ini di rumah, gw gak bakal setekun sekarang.
Dulu tuh yaa jaman SMP gw males-malesan banget. Belajar baru setengah jam aja udah nonton TV,ngeles musti dipaksa-paksa, di sekolah kerjaannya teler.
Kalo sekarang (ya teler di sekolah masih sih) kesadaran gw buat belajar tinggi sekale. Ya secara di asrama tidak diperbolehkan nonton TV, satu-satunya hiburan ya ngobrol sama temen-temen seasrama J)

UAN pun berlangsung, sayangnya dua anak asrama gak bisa ngikutin UAN bareng karena mereka harus dirawat di rumah sakit. Laras DB, Veli ada infeksi sama ususnya.
Lucunya, Suster Yus ngebolehin anak luar asrama (kost) dan anak-anak yang dulu di asrama tapi udah pada keluar, buat nginep di asrama yang sekarang dan berangkat bareng. Oh iya, sejak kita ngungsi di Asrama Syantikara, kita sering banget naik kopata, berhubung juga abang becak di sekitar sekolah yang semakin hari semakin sombong, KOPATA CUMA 1000 CUYY.
Kita juga dikasih asupan gizi yang beda banget dari hari-hari biasa pas UAN, gw sampe terharu wkwkw.
.....
Daan kegilaan kegilaan lainnya.
Gak kerasa, besok gw akan meninggalkan Gedung kecil atau tepatnya rumah kecil di Asrama Syantikara ini, dan ninggalin Asrama Samirono yang sedang dalam masa pembangunan.
Padahal ya, gw udah nikmatin setiap detik perjuangan, pengalaman-pengalaman gw selama di Jogja.
Ha lha ya tapi tetep sedih tu lho :’(
Salah satu hal yang gw sedang berusaha sadarin diri sendiri “Lin, masa SMA lo emang udah selesai,  let’s move forward to another treasure”.
Tapi atu atuuttt
Temen-temen gw mungkin sedang mengalami fase yang sama, galau kuliah. Gw juga sih ehehehehe.
Takut pilihannya salah, ga sesuai sama passion, ga sesuai sama pilihan orang tua, banyak pertimbangan dari sana-sini, yang kalo makin dipikirin makin ruwettt.
Tapi gw rasa emang anak SMA harus ngalamin fase kayak gitu, bisa dibilang kita juga lagi belajar menyeleksi pilihan mana yang terbaik buat hidup kita karena kita sendiri yang nantinya ngejalananin pilihan kita sendiri. Enggak semua orang yang ngalamin ini sih, tapi kuliah itu langkah awal buat kita kedepannya, buat cari uang yg bener-bener dimulai dari 0
Oya, terinspirasi dari tweetnya kak Jonathan End :
                “Dulu, berusaha keluar dari zona nyaman dengan nekat kerja di Singapur. 2 tahun kemudian keluar lagi dari zona nyaman buat balik ke Indo”
                Setelah tweet itu gw balikin ke diri gw sendiri, emang bener gw tuh udah nyaman banget bangettt di Jogja, tapi hidup itu kan gak cuma cari kenyamanan hehehe. Pada akhirnya, kenyamanan itu balik ke diri kita sendiri yang harusnya mampu beradaptasi di manapun, namanya juga manusia hehee.
                Nah, kalo gw..Dulu, berusaha keluar dari zona nyaman dengan nekat sekolah di Jogja. 3 tahun kemudian keluar lagi dari zona nyaman buat balik ke Serpong. Semoga nemu petualangan baru lagi J
                Kemarin, tanggal 1 Juni 2013 gw dan angkatan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta resmi meninggalkan bangku SMA.
Terimakasih banyak Sr.Yustisia CB, kepala Asrama Samirono yang dengan amat sangat super sabar membimbing angkatan saya yang dari tahun ke tahun ditempa sama berbagai hal haha, dari banjir bandang, Merapi meletus, angin puting beliung, forum dari kakak kelas, dan kejadian-kejadian tidak mengenakkan lainnya.
Terimakasih banyak Asrama Samirono dan seluruh penghuni-penghuninya yang telah mengajarkan saya berlembar-lembar hal yang penting dalam hidup ini.
Terimakasih Asrama Syantikara, tempat yang telah menampung pengungsi banjir selama hampir 6 bulan ini. Gedung ini memberi arti yang sangat besar terutama kekompakan kita satu sama lain, kemampuan adaptasi yang singkat, bisa bangkit dan merelakan barang-barang yang hanyut kebawa banjir, dan masih banyak lagi.
Terimakasih guru-guru saya di SMA Stella Duce 1, saya bangga dan berterimakasih pernah diajarkan bapak-ibu guru :”) terutama Pak Joko yang namanya berubah jadi Pak Doyok gara-gara gw bilang mirip wkwkk peace pak.
Terimakasih teman-teman saya selama di SMA Stella Duce 1 baik yang sekarang masih deket atau udah gak begitu deket lagi, karena udah mewarnai masa SMA saya :D Bella, temen gw 3 tahun yang sering gw tebengin naik motor dan gw korupsi bekalnya, sering bangunin gw kalo ketiduran di kelas, haha makasi banyak semuanya :D
Terimakasih, guru-guru les tetap saya selama di Jogja, Mbak Inti, Mbak Krist, Kak Yoyo dan Ko Sam. Mereka guru les terbaik yang pernah gw tau.
Terimakasih Pak Yanto, Pak Ucup, Pak Mardi, Bu Yanti dan lain lain atas pengabdiannya sebagai karyawan-karyawati di Asrama Samirono, yang selalu membantu kita dalam situasi apapun.
                Terakhir, terimakasih, Yogyakarta. Selama 3 tahun ini saya diijinkan dan diberi kenangan indah dengan memiliki ‘rumah’ disini. J
Gowes bareng, ujan-ujanan, angkringan, becak, kopata, beverly, warung agus, tugu, artemy, malioboro, kaliurang, sabirin, togamas, social agency, pancom, kotabaru, nasgor padma, genter, mirota, raminten, alun-alun, ngungsi bareng, jogging di UGM, sunmor, ekm, galeria, amplas, sagan, nologaten, cendrawasih, gejayan, pringwulung, hyperbox, hahaha iya lagi random banget inih.

Gw akan meninggalkan kota ini dengan kesedihan, tapi akan mengingat segala kenangan di kota ini dengan senyuman. Senyum yang lebaarrrrr :D
Dah, Jogja! :’)

Olin, 4 Juni 2013

Asrama Syantikara, Yogyakarta.