Monday, 29 May 2017

#kamitidaktakut

Saya pertama kali mengenal hashtag ini saat tahun lalu, ketika bom di Sarinah menjadi peristiwa yang menambah sejarah terorisme di Jakarta.
Dan dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri.
Saya takut.
Pemikiran bahwa bisa jadi, dalam gerbong di kereta, orang yang membawa tas yang besar, berisi bom.
Bisa jadi, dalam sebuah mall, baik itu sepi dan ramai, di lantai tempat saya berpijak adalah tempat sebuah kaca pecah karena bom.
Bisa jadi, ketika saya dan Jessy mengikuti aksi unjuk rasa di Tugu Proklamasi kemarin selesai magang, di antara kerumunan tersebut, ada orang yang melempar bom sebagai wujud menentang.
Bisa jadi, ketika saya malam-malam naik gojek, motor yang saya naiki dicegat kemudian diserang oleh orang-orang yang mengancam nyawa saya.
Saat saya sering begadang di McD untuk mengerjakan skripsi sampai malam, dan pulang naik gojek, atau ketika saya menyebrang di jembatan penyebrangan yang sangat gelap, hampir selalu terpikir mungkin mulai hari ini saya harus membawa pisau lipat untuk hari-hari kedepannya, tetapi pemikiran itu sampai saat ini belum atau mungkin tidak pernah saya wujudkan, yang tahu adalah masa depan.
Mungkin saya sebagai manusialah yang harus mulai berpasrah-pasrahnya, dengan keadaan yang mulai tidak memanusiakan manusia.

Sunday, 30 April 2017

Mari kembali lagi ke Coldplay.


Iya, mungkin saya belum bisa move on dari kesedihan nggak bisa nonton konser Coldplay secara live, bukan move on dari nonton konsernya loh bahkan, makanya ini level kesedihannya lebih dalam lagi :(

Lagu sebegitu berpengaruhnya gak sih bagi kalian untuk mengingat momen tertentu? kalau saya sih, banget. Bahkan merasakan kembali apa yang saya rasakan ketika mendengarkan lagu itu di momen-momen yang memberi kesan tersendiri. 
Nah, saya mau bercerita mengenai Coldplay dari perspektif saya.
Coldplay adalah pendamping hidup saya dalam keseharian, dimulai dari SMA, pas di masa lagi benar-benar terpuruk, atau benar-benar senang, atau biasa-biasa saja. Jadi dihitung-hitung, sekitar 7 tahun mungkin?
Mendengarkan “Fix You” ketika lagi mengejar ranking di SMA dan persiapan Ujian Nasional.
Mendengarkan “Low” ketika lagi jalan dari rumah menuju jalan raya untuk naik angkot ke kampus demi tahap seleksi BEM dan mau latihan Trace.
Mendengarkan “Amsterdam” ketika lagi galaunya sama kisah percintaan anak kuliahan yang beda agama padahal lagunya juga nggak nyambung sama topiknya.
Mendengarkan “High Speed” ketika sedang menginap di rumah oma opa saya sembari mengerjakan digital painting.
Mendengarkan “Swallowed in The Sea” ketika lagi menginap di rumah kontrakan Veli di Jogja sebelum kami semua berpisah di tempat studi kami kuliah masing-masing.
Mendengarkan “Sky Full of Stars” sebagai soundtrack yang digunakan untuk Awarding Night Miss UMN.
Mendengarkan “Always in My Head” sewaktu beberes ruang bem di bulan Desember, sedang mendung dan menjelang Natal.
Mendengarkan “Something Just Like This” di radio mobil kantor magang sehabis meeting.
Mendengarkan “Amazing Day” dan “A Message” ketika hari sedang terasa baik.
Mendengarkan “Yellow” ketika sedang mandi sampai selesai mandi, dalam lingkungan yang tidak mengenakkan namun harus dijalani, dalam kesendirian, di sebuah tempat penginapan di Gombong sewaktu SMA bersama ayah dan keluarganya.
Mendengarkan “A Rush of Blood to The Head” ketika lagi piket beberes ruang BEM di pagi hari.
Mendengarkan “Fun” sewaktu mengenang kebersamaan saya dengan orang lain yang sekarang situasinya sudah sangat berubah.
Menyempatkan mendengarkan “The Scientist” di laptop kecil berwarna hijau di kelas sewaktu siang hari pas SMA, kayaknya habis pelajaran olahraga.
Mendengarkan “Brothers and Sisters” saat begadang subuh di Mcd Gading Serpong untuk mengerjakan Bab I-II skripsi.
Membayangkan ingin berdansa bersama seseorang dalam “We Never Change”.
Ketika hujan dalam perjalanan dari sekolah mau ke asrama dan tiba-tiba ingin sekali mendengarkan “Charlie Brown” di kamar asrama, sambil tiduran di kasur dan buka pintu asrama supaya tetesan hujan tetep kelihatan.
Mendengarkan “Christmas Light” meskipun bukan di saat-saat menjelang Natal, dan menyanyikan ini di karaoke bersama Finna dan Fariz.
Membayangkan lagu “Such a Rush” di dalam himpitan KRL.
Menyanyikan “Shiver” sepenuh hati di karaoke bersama Yudit dan Finna.
dan “White Shadows”, “Don’t Panic”, “Square One”, “Easy to Please”, “Twisted Logic” serta “Spies” ketika sedang skeptis-skeptisnya sama hidup, juga “Cemetries of London” dan “Death and all His Friends” ketika sedang ingin berpikir dengan perspektif yang berbeda.
Karena itu, saya pribadi memang lebih amat,sangat, menggemari, lagu-lagu Coldplay yang dulu, karena lirik-liriknya itu memang sangat mewakili keresahan hati saya, sesuatu yang ingin saya ungkapkan tapi saya tidak tahu rangkaian bahasanya, yang dengan mudahnya mereka terjemahkan dan saya sependapat dengannya, Atau bahkan tidak dengan liriknya, tapi dengan segala instrumen pendukungnya.
You’re in control, is there anywhere you wanna go? - Square One
So, I wanna live in a wooden house,
Where making more friends would be easy - We Never Change
I awake to find no peace of mind
I said, “How do you live as a fugitive
Down here where I cannot see so clear?”
I said, “What do I know
Show me the right way to go”  - Spies
dan beberapa penggalan lirik Coldplay tercantum di lagunya yang lain, seperti:
But if you never try you’ll never know - Fix You
How can you know when you don’t even try - What If
If you never try, then you’ll never know - Speed of Sound
Eh terus hampir nangis dong nulis ini, huf pms pms, eh tapi kan baru aja selesai..
Sejujurnya, akhir-akhir ini lagi bingung karena mengingat cfrdrka-caroline.blogspot.com sudah bisa saya akses kembali, terus kedepannya mau pake yang mana? 
Karena itu jadi nggak nulis-nulis lagi deh #alesan
Bagaimanapun juga, blog saya yang sudah ditulis dari SMP itu merekam jejak-jejak saya, mimpi-mimpi saya, renungan dan kejadian random yang pernah mampir dalam hidup saya. Jadi rasanya sayang kalo diabaikan begitu aja.
Termasuk orang-orang yang penting di dalamnya, meskipun di saat yang sekarang sudah tidak sedekat yang dulu, tapi bagaimanapun juga, mereka menempati tempat sendiri di laci memori saya.
Mungkin mulai sekarang akan dicoba dipost di dua platform kali ya, sambil perlahan mengungsikan yang di sini. 
Eh malah jadi ngomongin blog lama, jadi begini, akhir-akhir ini saya magang.
Lalu, karena sehari-hari menggunakan kereta dari Serpong ke Tebet, saya membutuhkan bacaan untuk mengisi perjalanan di kereta.
Dimulai dari kembali aktif bertwitter, dan membaca blog orang-orang yang baru tahu dari twitter.
Dan akhirnya baru sadar, blog saya ini lama-lama hanyalah menjadi sebuah laporan peristiwa, peristiwa yang sudah selesai.
Saya rasanya menjadi semakin malas menjadi reporter untuk kisah hidup saya sendiri, dan cenderung ingin menuliskannya ketika peristiwa tersebut sudah selesai, terkadang seperti itu.
Jadi nggak ada tuh, cerita pas lagi putus asanya sama skripsi, adanya laporan: hari ini gua sidang akhir dan sudah selesai.
nggak ada tuh, cerita pas lagi banyak masalah dalam berorganisai di kampus, adanya laporan, oh terima kasih bem, untuk pengalamannya, gua sudah selesai menjabat.
nggak ada juga, cerita pas sedang menjadi mahasiswa sinema, dengan segala seluk beluknya.
dan hal-hal yang dialami manusia pada umumnya, kalo sesuai lagunya The Temper Trap: 
A moment a love
A dream aloud
A kiss a cry
Our rights
Our wrongs 
Untungnya, hal-hal random masih terkadang disempatkan ditulis.
Enggak tahu sih penyebab pastinya kenapa, sibuk? alesan banget, semua orang sibuk, tapi takutnya, semakin saya bertambah usia, lama-lama hal ini dibiarkan, saya jadi tidak bisa menuangkan perasaan saya sendiri, meluapkannya, dan mengekspresikannya. Padahal saya orangnya tertutup yang jarang meluapkan perasaan saya ke orang sekitar. Atau lebih baik memang seperti itu?
Eh tapi kayaknya tahu deng, cuman sayanya yang males ngorek.
Demikian.
Tadinya  mau nulis tentang Coldplay kok jadi belok ke sini ya topiknya..

Tuesday, 28 March 2017

Senang,senang sekali karena setelah diutak-atik, blog ini kembali bisa digunakan :')

Bukan diutak-atik juga sih sebenarnya.. Ternyata alasannya saya yang tadinya ngga bisa membuka akun ini amat sangat sepele, sungguh gaptek saya ini.

Tetapi apa boleh buat, saya sudah terlanjur berpindah ke cfrdricaroline.tumblr.com

Apabila ada yang berkenan menengoknya, monggo :)


And thank you for being such a partner, a diary, a good listener in my journey, blogger!






Etapi gatau deng mungkin suatu saat akan ke kamu lagi, blogger.

Thursday, 22 October 2015

"Siapa?" 

"Siapa yang apa?"

"Siapa yang peduli?"

Saturday, 5 September 2015


I am sorry this is always how it goes
The wind blows loudest when you've got your eyes closed
But I never changed a single color that I breathe
So you could have tried to take a closer look at me
I am tired of punching in the wind
I am tired of letting it all in
And I should eat you up and spit you right out
I should not care but I don't know how

So I take off my face
Because it reminds me how it all went wrong
And I pull out my tongue
Because it reminds me how it all went wrong

I am sorry for the trouble, I suppose
My blood runs red but my body feels so cold
I guess I could swim for days in the salty sea
But in the end the waves will discolor me

So I take off my face
Because it reminds me how it all went wrong
And I pull out my tongue
Because it reminds me how it all went wrong
And I cough up my lungs
Because they remind me how it all went wrong
But I leave in my heart
Because I don't want to stay in the dark

So I take off my face
Because it reminds me how it all went wrong
And I pull out my tongue
Because it reminds me how it all went wrong
And I cough up my lungs
Because they remind me how it all went wrong
But I leave in my heart
Because I don't want to stay in the dark



Organs - "Of Monsters and Men"

Sunday, 26 July 2015

Because I take #mytop15playlist too seriously.

1. Coldplay - "High Speed"
Intronya bikin merenungkan hidup, baru intronya.

2. Coldplay - "A Rush of Blood To The Head"
Lagu rutinitas kalo lagi sendirian di ruang BEM sambil beberes, pagi", pake speaker, ntap.

3. Coldplay - "Don't Panic"
Karena lagu ini...calming?

4. @ofmonstersandmen - "Mountain Sound"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (1)

5. @ofmonstersandmen - "Empire"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (2)
Btw videonya ekspresif bangett pemainnya,


6. @ofmonstersandmen - "Wolves Without Teeth"
Ngedengerin lagu mereka hampir sama kayak dengerin dongeng yang maknanya dalem (3)
dan alasan tambahannya ada di nomor 11.

7. Bombay Bicycle Club - "Feel"
Diperkenalkan oleh Finna dari lagu "Luna" - Bombay Bicyle Club, tapi sukanya yang ini karena terngiang-ngiang terus (?)

8. The Temper Trap - "Miracle"
Awalnya tau lagu ini cukup unik, berawal dari gladi bersih Talent Night Miss UMN 2014, udah malem, di FH waktu itu, dan giliran Kak Gaby Mariska Runtu muncul, sebelumnya ada video teasernya dan pake soundtrack ini. Pulangnya langsung ngepoin lagunya :'D

9. Iron and Wine - "Cinder & Smoke"
Lagu ini kalem dan misterius, udah itu aja.

10. Freedom Fry - "Earthquake"
Hmm berawal dari campaign dampak dari tidak memakai sunblock yang pake lagu Freedom Fry "Summer in The City" tapi versi remix jadi lebih slow gitu lagunya. Tapi lagu yang ini (Earthquake) enak banget buat didenger di perjalanan sambil liat jendela :D

11. One Republic - "Won't Stop"
Kalo muter lagu ini pasti keflashback sama waktu" masih di asrama :) One Republic dikenalin sama Ashya, buat ngisi MP3 yang waktu itu baru aja beli dan baru tau kalo belajar pake musik itu enak juga. Tapi karena waktu itu koleksi lagu pribadi amat sangat sedikit. Gak sengaja minta file" Ashya dan ternyata selera musiknya bener-bener cocok. :D

12. Aqualung - "I Put A Spell On You"
Ceritanya sama kayak yang di atas, hahaha, dan entah kenapa lagu ini menurut gw liriknya unik, hahaha.

13. Mew - "The Zookeeper's Boy"
Tau lagu ini dari @JonathanEnd yang saya follow di Twitter. Waktu itu dia bilang Mew jadi band penutup setelah konser One Republic. Lalu saya pun mengepo dan suka pada pandangan pertama ciee.

14. Dharma - "Randevu"
Tau band ini waktu mereka perform lagunya Coldplay di Mall Galeria, Jogja, waktu itu lagi malem mingguan sama anak anak asrama, lalu langsung mengepo bandnya saat itu juga (karena vokalisnya juga ganteng), lalu mengepo lagu-lagunya.
Di salah satu video perform mereka, Tommy sang vokalis bilang : 
"Satu lagu yang berarti pertemuan, satu lagu yang berarti janjian, satu lagu yang berarti pacaran, Randevu buat semuanya" 
Btw, Randevu pernah ngadain konser "Tribute to Coldplay" di Jogja dan saat itu udah berkuliah di Serpong. Sedih aja :')

15. Unwoman - "Beauty Over Industry"
Lagu ini tau dari video teaser photoshoot majalah Vogue, tapi lagu aslinya beda sama lagu yang dipake buat teaser ini :)


.
.
.
.
.
.
Bonus (sebenernya cuma karena ngga bisa milih lagi aja)
+ @ofmonstersandmen - "Dirty Paws"
Lagu rutinitas dari jaman belajar modul modul UAN, gimana bisa move on dari lagu ini coba :')
+ The Temper Trap - "Science of Fear"
(alasan nomor 11)
+ KLA Project - "Yogyakarta"
Lagu mars anak perantauan yang kangen Jogja, saya jamin.
+ Zoo Brazil - "Heart's a Legend"
Tau ini dari lagu iklan Dermablend, pas banget entah kenapa buat iklan ini.

+ Two Door Cinema Club - "What You Know"
(alasan nomor 11)

Saturday, 11 July 2015

40 minutes of Useless but Precious Conversation

4 years ago
Dikala lagi ngegabut jam tiga pagi, dan main hape, tiba-tiba keinget sama satu teman di Jogja yang kemarin nelpon di video call Line tapi sayangnya sudah tidur.

Siapa lagi yang suka nelpon subuh-subuh kalo bukan teman saya satu ini yang jam terbang siarannya sudah sangat banyak di Bali.

Yha. Martha Gloria Regelinda Janggat Raya

Dan baru aja mau ngeline buat nanya kenapa kemarin nelpon, tau-tau udah ditelpon lagi. Pas subuh-subuh pula.

Lalu dimulailah percakapan selama 40 menit yang sebenarnya tidak ada isinya. Sampai akhirnya sampai pada sebuah pembicaraan :

.....

Rere : Eh lo kenapa nggak pake BBM juga Lin?
Olin  : Pake kok Re, cuma buat keluarga tapi.
Rere : Hahaha... gw dulu banget juga kayak gitu tuh
Olin : Haha, berarti fase awal lo baru gw jalanin sekarang ya,

Rere : Kan selalu gitu Lin? Pas gw nikah nanti, lo baru pertama kali ngerasain pacaran HAHAHA
Olin : *Cacian*

Rere : Gw ngelahirin anak 1, lo ngerasain tunangan,
Rere : Gw ngelahirin anak 2, lo ngerasain LDR..

Gw ketawa" aja, kirain hinaannya udahan.....

Rere : Gw ngelahirin anak 3, lo baru ngerasain broke up hahahahaha
Olin :.......


Sebelumnya, waktu doi lagi ulang tahun, pernah juga iseng-iseng video call dan liat Rere lagi siaran
.
.
.
.
Entah kenapa terharu hahahaha, meskipun awalnya gak bisa nahan ketawa yang akhirnya video callnya dialihkan ke tembok. :(

Lebih baik telat mengucapkan selamat ulang tahun daripada telat datang bulan. Happy birthday Rere! super proud of you. Semoga kalo ketemu (entah kapan ketemunya gila udah 2 tahun) masih tetap seperti dulu, tapi kayaknya bakal kayak gitu terus sih lo Re. Kurang-kurangin ya, sukses di Bali.


Iya, ulang tahun lo 1 Juli kok, gw tau. Cie yang siaran langsung cie.

Wednesday, 1 July 2015

5 Pertanyaan Lebih Dekat (?)

Adalah Edwin, pemilik dari "Secangkir Teh Campur Badai" yang saat ini akan segera disibukkan oleh magang, saya mengajaknya untuk saling melempar pertanyaan yang random untuk dijawab dan ditulis di blog masing-masing, ini pertanyaan dia untuk saya, dan inilah jawabannya :

Mengapa memilih SMA di sebuah asrama di Jogja?

Sebenarnya, dulu dianjurkan untuk tetap masuk ke Santa Ursula BSD, lagi. Tapi ada dorongan tersendiri yang sebenarnya muak untuk menjalani rutinitas seperti ini. Sekolah yang disiplin, menegangkan, membuat saya terancam hampir tidak naik kelas, dan bikin sakit perut setiap harus ke sekolah. Sebenarnya bukan itu alasan utama, tetapi intinya kenangan saya buruk akan sekolah itu, bahkan dengan lingkungan tempat saya tinggal. Oleh karena itu saya merasa saya harus keluar, harus merasakan tinggal di asrama. Penasaran sekali dengan kehidupan di asrama. Meskipun kalau dipikir-pikir, asrama pasti lebih ketat peraturannya. Mungkin karena saya pikir, dengan tinggal di asrama, segalanya akan “terisolasi” kali ya.

Saat itu, ada tes saringan masuk untuk melanjutkan ke SMA Santa Ursula BSD, saya pun mengikutinya karena keinginan orang tua. Namun hasilnya benar-benar tidak maksimal dan saya pun tidak diterima. Saya ingat keadaan saat itu sangat hectic karena harus segera mencari sekolah yang mau menerima saya. Sekolah-sekolah terdekat pun juga pernah saya jalani tes masuknya. Namun meskipun diterima, saya tetap menolak dan ngotot pergi ke Jogja. Proses dan perdebatannya amat sangat panjang. Kilas balik, bisa dibilang itu adalah masa dimana saya merasa saya paling rebel dan sampai sekarang pun masih bingung kenapa akhirnya saya bisa di Jogja. Tapi saya merasa saya butuh masa dimana saya “bebas”, dan keluar dari zona nyaman. Dan saya rasa, pilihan hidup sampai saat ini yang tepat adalah dengan merasakan SMA di luar kota dan merantau disana J

Tapi soal kedispilinan, sanur memang amat sangat patut diacungi jempol. Saat SMA sudah tidak disana pun, kedisiplinannya masih melekat, saya menjadi benar-benar taat peraturan dan paling malesin kalo melihat orang yang tidak mematuhi peraturan yang sudah ada hanya karena alasan yang tidak rasional.
Meskipun di masa perkuliahan benar” berbanding terbalik 180 derajat. Suatu saat ketika berkarir saya harus merantau.

Mengapa sinematografi?

Sebenarnya sederhana, karena saya suka membayangkan adegan-adegan sederhana lalu membayangkan kalau adegan tersebut diterapkan dari segi sinematografi. Saya orangnya juga random, overthinker dan lebay, jadi ingin memvisualisasikan hal itu ke dalam bentuk video. Selain itu seperti yang Anda bilang, atau ketik lebih tepatnya:

“Kalo Cinem mungkin butuh lebih peka sama lingkungan sekitar, soalnya kerjaannya mengangkat sebuah masalah, bukan problem solving”.

Film apa yang paling ‘membekas’ di pikiran dan berhasil merubah pola pikir/pandangan lu terhadap sesuatu?

Kalo sampai merubah pola pikir sih, belum ada sampai sekarang, mungkin yang paling membekas aja ya, dua film ngga apa-apa kan?

Satu, Inception.
Keren, kereen sekali. Film ini baru bisa saya pahami setelah 7 kali menonton, dan semakin dimengerti, saya jadi memutar filmnya lagi. Menurut saya film ini adalah “Wahana” mimpi. Semiotikanya di bagian ending dapet banget.

Dua, Everybody’s Fine,
Maaf kalo curcol, tapi saya nonton ini waktu di asrama sesudah UAN, lagi pada nginep bareng di kamar, dan waktu subuh-subuh udah pada tidur dan saya belum bisa tidur, saya memutar film yang diputar oleh guru bahasa Inggris saya dulu, yang memang suka menyajikan film-film bermutu. Lalu saya sukses dibuat nangis, bener-bener nangis sampai sesenggukan. Saya lemah sama film berbau family oriented :’). Film ini simple sih, menceritakan seorang ayah yang mencari kabar 4 anaknya yang udah besar dan udah pada sukses. Mereka di telpon selalu bilang “baik-baik aja” tapi sebenernya nggak demikian.

Satu lagi boleh ya? :’)

Tiga, What’s Eating Gilbert’s Grape,
Filmnya oom Leonardo DiCaprio waktu masih muda, tapi udah bisa akting jadi orang cacat mental.

Sebagai seorang yang super-sibuk-banyak-banget-kegiatannya, hal-hal apa yang membuat lu memutuskan masuk ke dalam sebuah organisasi?

Berawal dari organisasi di sebuah kepengurusan asrama. Saya dulu tidak ingin mendaftar osis karena saat itu saya sedang menjadi siswa yang mengejar ranking. Sejak tinggal di asrama pada waktu itu, saya mulai berani untuk memberikan opini. Sayangnya di organisasi asrama saya hanya merasakan hal tersebut selama satu tahun. Pernah terpikir untuk aktif berorganisasi di kehidupan kuliah, tapi saat itu saya berpikir kuliah sudah harus fokus dengan perfilman, yang ternyata sangat bertolak belakang sekarang :’)

Di masa perkuliahan, saya butuh refreshing. Semester 1-2, saya memutuskan mengikuti 2 UKM sekaligus karena hal itu sebagai sampingan ketika saya penat dengan tugas-tugas kuliah yang membludak, dan saya butuh sampingan yang bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan kesenangan sesaat semata.

Di semester selanjutnya, ketika mulai tercebur dengan dunia organisasi, saya mulai “betah” dengan kegiatan rapat. Meskipun pasti ada kalanya penat akan rapat-rapat yang tidak sedikit jumlahnya, tapi disitu saya bisa memahami aspirasi orang lain dan aspirasi saya sendiri.

Saya memutuskan untuk mendaftar BEM setelah tergabung dengan kepanitiaan Miss UMN, saat itu, BEM masih menghandle acara Miss UMN dengan koord. dipegang oleh anak BEM itu sendiri, saya yang dulu menjadi anggota merasa kontribusi saya kurang dalam kepanitiaan tersebut, dan seperti ada sekat pembatas seperti zona yang tidak bisa saya masuki padahal saya sendiri di divisi program. Oleh karena itu saya mulai tergerak untuk mendaftar di BEM, saya ingin terlibat secara langsung dengan hal yang bisa saya berikan kontribusinya.

Dalam organisasi, kita bisa mengenal orang-orang yang istimewa. Jujur, saya merasa dihargai karena setidaknya nama saya boleh “diketahui” dengan beberapa orang yang saya hormati, dan saya merasa terhormat bisa bekerja sama dengan orang-orang yang spesial dan hebat.  Hal itu menginspirasi saya. Dalam organisasi, kita dipaksa untuk “terbuka”, terbuka untuk menyampaikan opini, terbuka untuk menyanggah sesuatu dan terbuka untuk meminta bantuan jika kita sudah mencapai limit yang tidak bisa ditempuh.

Selain itu banyak hal yang tidak bisa didapatkan jika hanya berdasarkan materi kuliah saja. Dengan organisasi, saya paham betul pressure, apa itu sebuah proses dan pengembangan dari sebuah konsep, tanggung jawab, teamwork, leadership, time management, dan mungkin ini terdengar klise, tetapi saya juga memperoleh “kebersamaan”.

Meskipun, ada “harga” yang harus dibayar ketika berkomitmen pada sebuah organisasi. Ada satu hal lagi, dengan berorganisasi, waktu akan berjalan “cepat”.

Resolusi yang sudah dan belum tercapai di 2015?
Sudah tercapai :
  •  Kehidupan organisasi. Dengan tergabung dalam organisasi BEM, dan kepanitiaan lepas seperti Ultigraph dan UMN Screen pengalaman keorganisasian saya terasah dari hari ke hari. Pengalaman itu benar-benar berharga bagi saya.
  • Bisa nyetir dengan lancar, aman damai sentosa. Akhirnya saya mulai lebih bisa pengertian dengan kopling, dan kopling pun bisa lebih mengerti saya (?)
  • Apalagi ya? Mungkin akhirnya saya juga bisa mengenal lebih dekat Adobe Premiere dan teman segengnya yang seharusnya bisa saya kuasai, meskipun masih harus lebih banyak belajar :')  
Belum tercapai :
  •  Nonton film secara rutin di bioskop, minimal satu bulan sekali. Atau seenggaknya di laptop. Tapi sayangnya, saya gampang banget terdistract, atau cepet ngantuk kalo nonton film.
  • Membuat project videografi di luar tugas kuliah. Ada satu musik yang menginspirasi saya untuk membuat music video versi saya sendiri. Tapi belum terealisasi sampai sekarang. Sebenarnya saya juga terinspirasi untuk membuat editorial video, lagi-lagi masih terpendam di otak saja.
  •  …Saya kangen menari :”)
  •  Tidur jam 10 malam?
Terimakasih Din untuk pertanyaan dan jawabannya! :)

Friday, 14 November 2014

Wednesday, 10 September 2014

Saturday, 6 September 2014

Dalam Memori

Notif line bunyi disaat lagi di perpus kampus, lupa di silent, ternyata.
Bukan perasaan yang menyenangkan waktu liat grup Stece aktif lagi, dan percakapan di bawahnya menyiratkan kesedihan.
karena itu pasti berita duka.

Pak Pramono, yang bisa dipanggil Pak Pram,
guru sejarah,
wali kelas,
sosok yang mengalungkan saya medali wisuda, yang saya kira jika saya main ke Stece sebagai alumni, bisa salim sama Bapak, tapi ternyata saya hanya bisa mendoakan Bapak untuk jiwa Bapak, ternyata saat wisuda purnasiswi adalah momentum terakhir saya melihat raga Bapak.
Maafkan saya Pak, kalau dulu saya suka tertidur, mengobrol, dan tidak mengerjakan tugas yang Bapak berikan. Tetapi saya sangat bersyukur Bapak menjadi wali kelas kami, dan sabar menghadapi kami sekelas yang 100% perempuan semua, dengan kehebohan kami masing-masing, kepanikan kami saat menghadapi ujian nasional yang mungkin sebenarnya membuat Bapak hilang kesabaran terkadang, tetapi Bapak tetap kalem, sabar, membimbing dan mendoakan kami agar lulus 100%
Juga berperan sebagai "Ayah" kami hingga memegang ijazah.

Bukan main rasanya saya ingin ke Jogja, ingin melayat dan mendoakan Bapak,  yang akhirnya doa itu hanya bisa saya sampaikan dari tempat saya berdiri saja ketika misa Jumat Pertama di BSD.

Terimakasih sudah menjadi wali kelas XII IPS 1 2012-2013, yg membimbing kita dengan sabar dan penuh wibawa.
Terimakasih sudah mengijinkan saya mengintip rapot walau waktu itu saya ada masalah keuangan dengan pihak Tata Usaha.

Selamat jalan Pak, ketahuilah siswi-siswi Stella Duce 1 Yogyakarta kehilangan salah satu sosok guru yang penuh wibawa, sabar, kalem namun tegas, dan murah senyum yaitu Bapak. Beristirahatlah dalam damai, Pak.





OMB Prodi

Lupa cerita soal kemarin pas bertugas jadi PIC di konten prodi :D ternyata seru juga hehe, bisa kenal maba, bisa kenal sama temen-temen sesama PIC, dann belajar tanggung jawab sama komitmen.
So here we are, group 11, masih belum terlalu mengenal dengan baik tp semoga selama setahun kedepan selama bertugas jd PIC bisa saling lebih kenal satu sama lain :D


minus Thabita disini.
DKV, Berjuang untuk Berkarya! (dan begadang, terus kena typ...)

Samirono Company

Namanya juga Olin, kapan sih imajinasinya gak kemana-mana.

Dulu gw sama Ashya pernah ngebayangin, gimana kalo suatu saat nanti, Asrama yang dulu sempet kita tempatin selama tiga tahun itu ngebangun sebuah perusahaan.

Namanya : Samirono Company :))

HAHAHAHA.

Ya gimana ya, seru juga loh sebenernya kalo dibayangin, start from a scratch, terus lama-lama jadi perusahaan terkenal macam Mitra Adi Perkasa gitu kan x))

Dan ini pekerjanya bukan dari angkatan gw doang, terima alumni, dan yang belum lulus kuliah pun bisa magang disini!

Karena, ya... anak Samirono itu tangguh-tangguh, dengan profesi yang beraneka ragam yang akan mereka ambil suatu saat nanti, lengkap. Ada calon pengacara, jurnalis, guru, fotografer, desainer, desainer grafis, dokter, akuntan, sosiolog, entrepreneur, manajer, technician, tour guide, broadcaster, psikolog, sastrawan, film maker, dann masih banyak lagi. Suka kebayang kalo semua profesi ini digabungin dalam sebuah perusahaan bakal kayak gimana ya... Terus, kita udah saling kenal satu sama lain, gimana ngga, tinggal seatap selama 3 taun.. Jadi kan kalo kerja sama bareng gampang..

Terus nanti ada program CSRnya..




Taglinenya sangat Tanah Abang sekali, still thinking for another catchy tagline, though.