Saturday, 6 September 2014

Dalam Memori

Notif line bunyi disaat lagi di perpus kampus, lupa di silent, ternyata.
Bukan perasaan yang menyenangkan waktu liat grup Stece aktif lagi, dan percakapan di bawahnya menyiratkan kesedihan.
karena itu pasti berita duka.

Pak Pramono, yang bisa dipanggil Pak Pram,
guru sejarah,
wali kelas,
sosok yang mengalungkan saya medali wisuda, yang saya kira jika saya main ke Stece sebagai alumni, bisa salim sama Bapak, tapi ternyata saya hanya bisa mendoakan Bapak untuk jiwa Bapak, ternyata saat wisuda purnasiswi adalah momentum terakhir saya melihat raga Bapak.
Maafkan saya Pak, kalau dulu saya suka tertidur, mengobrol, dan tidak mengerjakan tugas yang Bapak berikan. Tetapi saya sangat bersyukur Bapak menjadi wali kelas kami, dan sabar menghadapi kami sekelas yang 100% perempuan semua, dengan kehebohan kami masing-masing, kepanikan kami saat menghadapi ujian nasional yang mungkin sebenarnya membuat Bapak hilang kesabaran terkadang, tetapi Bapak tetap kalem, sabar, membimbing dan mendoakan kami agar lulus 100%
Juga berperan sebagai "Ayah" kami hingga memegang ijazah.

Bukan main rasanya saya ingin ke Jogja, ingin melayat dan mendoakan Bapak,  yang akhirnya doa itu hanya bisa saya sampaikan dari tempat saya berdiri saja ketika misa Jumat Pertama di BSD.

Terimakasih sudah menjadi wali kelas XII IPS 1 2012-2013, yg membimbing kita dengan sabar dan penuh wibawa.
Terimakasih sudah mengijinkan saya mengintip rapot walau waktu itu saya ada masalah keuangan dengan pihak Tata Usaha.

Selamat jalan Pak, ketahuilah siswi-siswi Stella Duce 1 Yogyakarta kehilangan salah satu sosok guru yang penuh wibawa, sabar, kalem namun tegas, dan murah senyum yaitu Bapak. Beristirahatlah dalam damai, Pak.





No comments:

Post a Comment