"I hope the end isn't near but each day feels worse than the last".
Sunday, 1 May 2022
Friday, 31 December 2021
Melintasi 2021
Yang ada di pikiran saat menulis postingan tradisi penutup tahun ini:
Semoga di tahun 2022 ga nulisnya di akhir tahun lagi doangg. Amin.
Masih teringat waktu itu di awal Januari, perjalanan balik dari Yogyakarta bersama tim lainnya, sepanjang jalan ngeliat jendela sambil nangis sembunyi-sembunyi gitu (dramatis banget sih ini, cuma kalo diinget-inget ya ngerti sih kenapa sampe sebegitunya)
pada saat itu rasanya capek, kerjaan gak udah-udah dari tahun lalu, mau istirahat, ada rasa menyalahkan diri, dan mempertanyakan diri sebenernya ada fungsinya ga sih gw di sini.
Akhirnya semua memang sudah berhasil dilalui, dan hasilnya pun bisa disyukuri. Tapi ya teteup, kalo diinget-inget lagi masih kebayang sih keputusasaannya pada masa itu gimana, dan wajar banget merasakan hal itu.
Okeh lanjut.
Di tahun ini:
- Mulai mencoba komitmen dengan tergabung part time di Living Loving, banyak kenangan menyenangkannya, mengenal orang-orang baru yang seru, pengalaman syuting yang asik, dengan cerita rumahnya masing-masing. Bisa ngerasain kerja kantoran, dengan teman-teman yang bikin kantor nyaman.
- Bisa bebikinan film pendek lagi bareng Selenophile, tiga hari yang hangat dan menyenangkan.
- Akhirnya merasakan gigi dibehel :') awalnya ngilu dan menyesal, makin ke sini makin berterimakasih sama diri sendiri haha.
- Oma mulai tinggal di rumah karena sudah sangat perlu perhatian khusus. Oma sudah tidak bisa menelan lagi, dan untuk jalan pun perlu dibantu. Di momen ini tersadar kalau beberapa kenangan yang baik, tidak akan terulang kembali. Sempat sedih sekali rasanya sampai ada masanya ketika selalu mengingat-ngingat masa lalu dan membandingkan masa sekarang. Tapi perlahan mulai mencoba menerima.
- Masih diberi kesempatan teman-teman terdekat juga untuk kerja bareng.
- Turut berduka untuk teman-teman yang kehilangan orang-orang terdekatnya, kalian kuat sekali menghadapinya.
- Turut berbahagia juga untuk teman-teman yang memulai hidup barunya dengan pernikahan, semoga langgeng selalu, sejahtera selalu.
- Di tahun ini, mulai coba-coba mainan kamera analog juga, makasih Finna yang sudah meneguhkan untuk punya.
- Senangnya bisa ketagihan nonton anime lagi, teruntuk Attack on Titan, Demon Slayer, Jujutsu Kaisen, dan Uramichi Onii-san. Makasih banyak sudah berperan sekali menghadapi 2021 ini💖
Halo 2022, semoga kita bisa berbenah bareng ya.
Thursday, 31 December 2020
Membingkai 2020
2020 adalah tahun yang aneh dan belum pernah terbayang akan dilalui.
Sering berharap dari tahun ke tahun, meskipun tidak mengharapkan yang muluk-muluk, namun semoga bisa menjadi versi yang lebih dewasa menghadapi tahun yang baru. Dan di tahun ini rasanya hal itu lebih diuji dan ditempa.
Tahun merasakan kehilangan yang amat dalam, tahun merasakan rasa nyaman di tengah situasi yang tidak aman, tahun sebuah rencana yang besar ternyata tidak akan terlaksana, tahun diberi kesempatan untuk mencoba dan mendalami bidang baru.
Tahun ini juga diperkenalkan dengan Last Hope dari Paramore, pas banget ketika lagi merasa “duh hidup gw gini amat ya” setelah melalui suatu peristiwa. Ada pesan untuk “Let go of control now”. Karena di tahun ini rasanya yang awalnya direncanakan belum terealisasi, cuma di sisi lain jadi belajar dan mencoba hal baru di bidang baru.
Di 2020 kemarin juga sempat kena sakit yang lumayan bikin lelah fisik dan mental, yang awalnya dikira Covid namun ternyata bronkitis. Cuma ternyata bulan-bulan itu jadi bulan terbest momen di 2020ini. Masa-masa ketika sudah mulai menemukan titik terang buat sembuh (karena batuk-batuk dan demam hampir sebulan sungguh bikin hidup amburadul), nafsu makan sudah mulai ada, Kirut masih ada, mulai mainin lagi Suikoden 2 sambil bernostalgia, dan menyadari hidup tanpa perlu berdekatan dengan resiko ketika bekerja di lapangan kok nikmat juga ya.
Di tahun ini juga baru pertama kali merasakan kerja yang lumayan padat menjelang awal Desember sampai Desember akhir, yang awalnya berharap Desember adalah waktunya untuk quality time dengan diri sendiri dan dengan orang-orang yang berperan di timeline tahun ini. Cuma rasa-rasanya berlalu begitu saja. Desember rasa Januari haha :’) ya namun harus disyukuri.
2021,
Saya takut, jujur. Tapi yaudah, yuk bisa yuk.
Saturday, 16 May 2020
Dalam whatsapp terekam percakapan tentang berbagai macam perjalanan
- Masa-masa transisi dari awal berkarir jadi freelance (karena pas sekali waktu itu hp abis ilang setelah 1 minggu resign dari kantor)
- Masa-masa pernah gabung volunteer
- Masa-masa perpisahan
- Masa-masa kasmaran
- Guyonan yang kadang-kadang masih mengungkit masa kuliah dulu
- Apresiasi atas pekerjaan yang pernah dilakukan dari pihak yang pernah bekerja bersama
- Teguran atau sarkasme dari berbagai pihak atas beberapa kesalahan yang pernah terjadi
- Masa awal magang lalu selepas magang
- Gosip yang seru (tentunya)
- Obrolan random yang tak pernah habis terlintas di pikiran
- Kepanikan akan banyak kejadian yang jarang absen di persyutingan
- Curhatan atas berbagai yang tidak bisa dipendam sendiri atau ketika kepenatan kerja melanda
- Tulisan chat yang ternyata akan bermakna seperti perpisahan menutup relasi persahabatan
- Ucapan selamat ulang tahun atau Natal dari atau pada rekan-rekan yang ternyata ketika dibaca kembali cukup bikin hangat
Saturday, 9 May 2020
Kehilangan dan sepi yang tidak akan hilang.
“Rut, maaf ya, maaf, selama ini udah banyak salah. Kalo emang nanti mau pergi gapapa ya Rut, tapi kalo bisa pas ada aku dong”.
Inget dulu pernah ngomong ke Kirut kalo suatu saat akan pindah ke rumah yang dia bebas keluar masuk (karena Kirut ga dibolehin masuk ke dalem rumah), dan Kirut bukan tipe anjing yang touchy dan suka jilat-jilat gitu, tapi pas ngomong itu, Kirut jilat bagian wajah seakan-akan bilang: "oke, ditunggu ya".
“Kirut udah kuat banget selama ini, udah berjuang, jadi kalo udah mau pergi, gapapa ya Rut”
“Kirut udah sehat nih, udah bisa dibawa pulang!”
Tuesday, 31 December 2019
mendeskripsikan 2019.
adalah tahun banyak santa masih menjelma dari berbagai rupa teman dan rekan kerja yang menyempatkan waktu dan tenaganya untuk memberi kado yang bermakna.
adalah tahun masih boleh merayakan secret santa bersama rekan perkuliahan. Sudah tahun ketiga ternyata. Berkesan dan heartwarming banget karena tahun ini ada kegiatan tambahan: Ngasi catatan kecil tentang diri kita.
Monday, 31 December 2018
Membahas 2018:
"Mungkin di umur-umur segini, lagi masanya titik temu perjumpaan dan perpisahan kali ya?"ujar seorang kawan ketika kami dalam sebuah perjalanan di dalam mobil,
sebetulnya kalo dipikir-pikir, perjumpaan dan perpisahan itu akan selalu ada bahkan dari kita kecil, tapi di sini lebih mulai merasa hal tersebut memang harus dilalui, dan dianggap berlalu tanpa perlu dibesar-besarkan konteksnya.
---
2018 akan berakhir beberapa hari lagi. Kalau dirangkum, di 2018 itu kayak apa ya.. mungkin lebih bisa disebut saat dimana semuanya dibiarkan berlalu, yang tentunya ada sisi positif dan negatifnya.
Untuk pertama kalinya melalui masa sebagai seorang karyawan tetap yang kemudian tidak berangsur lama dan beralih menjadi freelancer sampai sekarang. Masih inget rasanya bagaimana meneguhkan diri sendiri ketika ingin mencoba berbicara empat mata kepada atasan dan menghibur diri dengan "Tenang, abis ngomong ini malemnya lo rayain dengan nonton konser!"
Februari kemarin rasanya konser terpuas untuk band indonesia yang didatengin, ada Stars and Rabbit, Efek Rumah Kaca, Barasuara, dan tentu yang membuatnya sempurna diakhiri dengan diskopantera, diselingi curhat-curhat soal kerjaan sama Ashya..
..yang tentu berakhir dengan Ashya mempertanyakan jati dirinya "Masa gue minum ginian aja mabok ya? Apa karena gue anak Bekasi?" Sambil terluntang lantung menuruni tangga Kuningan City.
Di tahun ini juga semacam "diberi tahu" suka dukanya menjadi freelance. Enaknya ada? tapi gaenaknya juga ada. Ya namanya juga idup.
Di masa-masa itu inget juga pernah tercetus sepulang kantor merasa "harus" pergi ke Grand Lucky cuma karena lagi penat sama kerjaan yang padahal ga numpuk juga (kayaknya lebih ke overthinking mikirin pilihan hidup), dan tau-tau Jonas datang menghampiri.
Di tahun ini juga harus menjalin LDR dengan Jonas, kesayangan kita semua, untuk menempuh (atau yang Jonas sebut: cari cuan lebih gede) karir di Aussie, dan juga di Bulan Desember ini Fenny, teman seperjuangan kuliah dan organisasi.
![]() |
cokiber |
![]() |
perjamuan terakhir bersama Fenny sebelum menjadi petani Berry. |
Melalui masa kehilangan sebuah relasi yang entah di masa depan akan tetap seperti ini atau bisa diperbaiki,
yang meskipun kehilangan sebuah jalinan, untungnya ada jalinan yang ternyata bisa diperbaiki di tahun ini,
definisi "people come and go" perlahan-lahan mulai terasa,
Menyaksikan teman-teman sinema mulai berkarir di jalurnya masing-masing, tetapi menyenangkannya masih menyempatkan waktu untuk bersua dan terkadang bisa bekerja bersama.
Mulai bermain twitter lagi setelah vakum di masa perkuliahan,
Menggemari serial Killing Eve yang tak bosan ditonton berulang-ulang
Di 2018 juga menyadari mulai lebih bisa menerima dan merayakan kedukaan, yang dulunya biasanya denial, tapi di 2018 juga mulai merasa takut kalo sedang mengalami hal-hal yang menyenangkan, dan keinginan untuk "mengancam diri" lebih kerasa kuat banget di tahun ini.Di tahun ini mengikuti kegiatan volunteer dalam jangka waktu yang lama, yaitu foto dan videografer di Yayasan Pita Kuning dan Sehatmental.id, kedua organisasi banyak memberikan pengalaman dan pembelajaran terutama soal komitmen.
Teruntuk Lintang, terima kasih banyak untuk kehangatanmu dan keluargamu terhadap orang baru seperti saya, istirahat yang tenang di sana, ya..
Di tahun ini juga untuk pertama kalinya merasakan syuting di luar kota untuk kerja, setelah sebelumnya untuk tugas dokumenter.
![]() |
Suasana syuting terfavorit dengan anak tangga terbanyak. |
![]() |
Pak Suharyo yang paling fit kayaknya di antara kita semua ini hahaha. |
Dalam tahun ini juga banyak menonton soal musik di bioskop, seperti Muse, Coldplay, Bohemian Rhapsody, dan A Star is Born.
Bersyukur juga tahun ini opa dan oma bisa merayakan ulang tahunnya,
dan untuk kedua kalinya, kami berkumpul lagi, kali ini di kantor Nocturnal Projects yang dirintis oleh teman sendiri. Sungguh malam yang menyenangkan dan sederhana. Meskipun ada anggota yang berkurang, tapi ada juga yang bertambah dan kehangatannya masih sama, heartwarming banget pokoknya, sampe mendadak terharu sendiri pas lagi milahin kabel lampu Natal yang kusut :')
kali ini menjadi secret santa untuk Ervan, partner karaokeku. |
baru tau tolak angin ada bentuk rollernya. |
dan sempat sepakat sama Finna, bahwa kita mengalami malam minggu terbaik sewaktu nonton konser DIIV di Bandung bersama Yudit, nggak tau kenapa, padahal cuma naik kereta-makan siang-ngopi bersama-(bolak-balik) gantian boker-nunggu konser sambil ngobrol-nonton konser (di sini baru tau kalo Rock n Roll Mafia itu bagus) diakhiri dengan makan pizza dan bir sambil sesekali berjoget karena playlistnya 90an banget-lalu baru tidur subuh karena mainan lampu di bobobox-kemudian bisa bangun pagi untuk ke gereja.
konser Diiv yang tak disangka-sangka dateng ke Bandung. |
Ngomong-ngomong soal Bandung, baru inget kalo di tahun ini untuk pertama kalinya merencanakan dan menjalani solo trip sendirian. Meskipun baru ke Bandung, cuma dua malem, pulang harus dicepetin karena ternyata ada meeting, rasanya sangat menyenangkan dan reflektif sekali.
Oh iya, di tahun ini juga tepat sejak 2013 lalu menulis surat untuk diri sendiri, terharu rasanya, meskipun ada beberapa yang belum bisa dicapai, tetapi masih lekat di ingatan bagaimana keinginan untuk membiayai kebutuhan sendiri dan menabung sangat diidam-idamkan dari dulu, meskipun sampai sekarang masih sangat amat diusahakan dengan ngos-ngosan dan banyak putus asanya, tetapi itu sudah bisa tercapai di tahun ini, semoga versi 2013ku "agak" bangga ya, haha.
Bravo untuk karaoke yang dilalui bersama teman-teman (yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya), untuk segala perbincangan yang kita sebut dengan "backyard session", untuk pengalaman syuting yang pahit maupun yang manis, invoice yang terkadang tak kunjung cair, untuk momen menonton Lady Bird yang tak akan terlupakan di bioskop, untuk beberapa jalinan pertemanan yang mulai pudar, konser Rhoma Irama di Synchronize yang coba didatangi meskipun sedang sendirian dan konser-konser lainnya, untuk segala isi hati yang dicurahkan menjelang akhir tahun dan ternyata sangat melegakan dan..syahdu (?), untuk sebuah pencapaian karir yang tidak pernah disangka akan bisa dicapai di tahun ini meskipun melalui banyak resiko, untuk segala hal-hal random yang tidak sengaja menghampiri, untuk relasi yang datang dan pergi.
![]() |
![]() |
menyambut Nevina kembali setelah dari negeri oppa. |
Sebetulnya, tidak berharap ini jadi resolusi, tapi lebih ke keadaan yang mengharuskan seperti demikian, cuma kok kayanya harus jadi resolusi hahaha. Mengenai ingin mencoba tinggal sendiri meskipun mungkin lokasinya akan tetap dekat dengan rumah, tidak sejauh dulu waktu SMA. Semoga meskipun perlahan, kelak bisa terlaksana.
Selalu berulang-ulang mengucap dalam hati: "tidak bisa memaksa 2019 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi semoga sudah menjadi versi yang lebih dewasa untuk menghadapinya"
Mari sini, 2019. Silahkan masuk. Atau saya yang bertamu harusnya?
dari 23 teruntuk si 18
Ini saya, si 23.
Maaf ya sebelumnya, dibalas pake Bahasa Indonesia, padahal dulu berani aja nulis pake Bahasa Inggris.
Surat kepada saya yang sekarang baru saja saya baca ulang kembali, diiringi lagu "Time" oleh Hans Zimmer dari soundtrack Inception, yang saya anggap cocok menemani situasi seperti ini.
Di jenjang waktu kita, masa kuliah dimulai dan diakhiri, bisa juga diselesaikan ternyata, banyak mengenal orang tidak terduga, bisa merasakan organisasi, bisa merasakan magang di dua tempat, bisa merajakan kerja di satu tempat, dan kerja di satu tempat, ke tempat lainnya, alias freelance.
Di usia yang sekarang ini juga sudah mulai untuk enjoy dalam menjalani beberapa momen sendirian, pergi ke konser, nonton film, makan, bahkan liburan.
Di jenjang waktu kita, ada beberapa sosok yang pernah menghampiri dan hampir mengisi, namun sepertinya dua-duanya memutuskan untuk beranjak pergi. Ehe,
Yaa namanya juga idup, iya ngga? iyain aja udah.
Tapi di saat itu juga, mengalami momen perbincangan empat mata yang menyenangkan, melegakan, dan sederhana, lebih suka momen seperti itu dibandingkan perbincangan yang ramai.
Oya, mengenai apakah masih mendengarkan coldplay, aqualung, of monsters and men, dan one republic, jawabannya: tentu! banget malah, kadang masih ada ingatan gimana lagu itu didengarkan waktu lagi mengiringi masa-masa di usia kita waktu masih SMA, menyenangkan ya :) dan bersyukur karena diperkenalkan sama teman yang memperkenalkan musik yang enak-enak juga.
Karena membaca surat itu, jadi merasa bersyukur karena keadaan sudah jauh lebih baik di sekarang, belum merasa berada di tahap yang diharapkan, tetapi sudah memiliki peningkatan,
Maaf ya kalau ternyata memang ada beberapa ekspektasi yang belum terwujud, terima kasih sudah menyelipkan beberapa pesan yang masih bisa diterapkan sampai sekarang.
Wednesday, 26 September 2018
Bermedia sosial dan perilaku di baliknya
sebuah wacana 5 bulan lalu,
sayanya yang kurang bersyukur, atau?
Monday, 14 May 2018
"Kalo nggak mau karena takut berakhirnya nggak baik-baik, semua juga ada resikonya,
kalo sekarang pilihan lu begini ya mungkin ini resikonya,
nggak mungkin seakan nggak pernah kejadian apa-apa,
dan kalo ditanya seberapa gue benci,
gue nggak benci,
gue nggak bisa"
-Maret, 2016
Ini blog atau penggalan novel teenlit? entahlah, sebut saja self reminder, karena tujuannya memang seperti itu pada awalnya.
Thursday, 10 May 2018
yang pernah terjadi di hampir penghujung April dan diceritakan di Bulan Mei
“Loh? Kamu kenapa nangis?”
“Sedih, rasanya kayak kehilangan satu teman baik”
"Sedih, Xen, kayak lebih sedih dari putus sama pacar"
"Emang lo udah pernah ngerasain putus?"
"Belom,"
"Yaudah diem aja"
Akhirnya, setelah kilas balik sembari melihat foto-foto jaman kuliah, saya hanya bisa mengamini lirik lagu Coldplay, bahwa setidaknya kami pernah menjalani momen yang menyenangkan bersama, saya tidak menganggapnya itu sia-sia.
Salah satu teman yang saya ajak untuk bertukar uneg-uneg adalah Ervan, yang tak pernah saya sangka akan merasakan hal yang serupa, lega sekali rasanya menertawakan nasib kami berdua pada saat itu.
“Mana nyangka saat kita baru kenal di awal kuliah itu, bertahun-tahun kemudian kita berdua akan duduk di sini ya, di Pappa Rich, ngomongin masalah ini, dengan clueless”
“Gue kira temenan sama lo di semester 1 itu formalitas doang loh”
“Iya, gue kira buat partner nyelesain tugas pameran doang abis itu kelar”“Ini bulan terang banget ya”
“Iya, Tuhan juga lagi ngetawain kita Lin di bawah: haha mampus lo, belajar kan sekarang, gitu"
“..Oke"