Entah kenapa tiba-tiba merasa perlu untuk menulis ini supaya
bisa merasa lebih lega, sedikit.
Waktu itu, setahun yang lalu, di dalam krl saat akan
berangkat magang, ditampilkan soal informasi mengenai kanker payudara di layer macroad,
saya melihatnya sejenak, setelah itu memalingkan wajah.
Tanpa bisa dikontrol, air mata tahu-tahu berlinang.
Saya buru-buru menutupinya sebisanya.
Sosoknya biasa saya panggil “O’ok”, kakak dari papa saya. Di
antara keluarga papa, bisa dibilang saya paling dekat dengan O’ok. Dari
kecil sampai SMP, saya sering main ke rumahnya di daerah Puri. Yang saya ingat,
O’ok baik sekali, suka menawarkan apa saja, menceritakan apa saja, sering
menjahili saya, nada bicaranya sangat khas, kehangatannya masih terasa sampai sekarang.
Beberapa tahun setelahnya, setelah lama tidak berhubungan
dengan papa saya yang artinya juga dengan keluarga papa saya. Saya mendapat
kabar O’ok didiagnosa terkena kanker payudara.
Saya samar-samar ingat perubahan fisiknya, menjadi kurus,
lemas, tetapi tetap berusaha tegar dan selalu tersenyum, tidak ada yang berubah.
Saat lebaran di tahun itu, lewat telepon, O’ok meminta kami
untuk datang ke rumahnya, yang masih saya ingat dan saya sesali sampai
sekarang: Kami tidak pernah lagi ke sana.
Sampai suatu ketika SMA, saat mau tidur di asrama, di malam
hari papa saya mengirimkan sms “O’ok sudah nggak ada, dek”
Itulah untuk pertama kalinya, saya benar-benar, merasa
sebegitu kehilangannya.
Pusing, bingung, rasanya ingin pulang ke rumah, mengantar
kepergiannya. Membayangkan bahwa saya tidak akan pernah lagi melihat sosoknya,
itu benar-benar membuat saya ketakutan akan kehilangan dan menyesal, sampai
sekarang.
Di kasur saya, saya langsung menangis sesenggukan di kamar yang berisi 4 orang itu, teman-teman sekamar saya di
asrama pada saat itu tidak ada yang enak hati untuk menanyakannya, tetapi kalau
tidak salah ingat, keesokan harinya saya mendapat sms dari teman sekamar yang isinya menghibur saya. Saya ingat, masih dengan mata bengkak, saya naik sepeda untuk pergi
ke sekolah bersama teman saya, teman saya menanyakan kenapa dan saya
enggan untuk menjawabnya.
Pada akhirnya, saya disarankan untuk tidak pulang untuk mengantar
kepergiannya, tetap melanjutkan sekolah seperti biasa.
Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa pulih, mendengarkan lagu "The Day You Slipped Away" dan "Your Guardian Angel" ketika lagi rindu-rindunya.
-----
Akhir-akhir ini, hal itu terulang lagi. Di dalam kereta,
ketika sedang melihat tweet seseorang yang sedang berjuang melawan kanker
ovariumnya, tetiba kembali teringat akan penderitaan O’ok dan saya menjadi kembali
sangat sedih.
O’ok, Caroline rindu sekali. Boleh berkunjung ke mimpi saya
malam ini? Atau besok-besoknya nanti?